
Referensi yang berkaitan dengan Ilmu Budaya Dasar :
Secara sederhana IBD adalah
pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia
sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari
bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan
mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities
diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan
lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan
dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar
manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri.Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan
budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan.
Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
1.Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan
mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk
mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hokum
yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk
menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas
dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah
2.Ilmu-ilmu sosial ( social scince ) . ilmu-ilmu sosial bertujuan
untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara
manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari
ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati
kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat
berubah dari saat ke saat.
3.Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan
mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal
ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan
yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the
humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni
dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding
keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu
budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain
IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan
mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya daar berbeda dengan
pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Ingngris disebut basic
humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan istilah the
humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai
mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang
budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
budaya.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya
dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah
ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD
semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa
dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun
yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan
tersebut IBD diharapkan dapat :
1.Mengusahakan kepekaan mahasiswa
terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2.Memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan
budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang
menyangkut kedua hal tersebut.
3.Mengusahakan agar mahasiswa,
sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin
masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan
disiplin yang ketat
4.menguasahakan wahana komunikasi
para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki
satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam
berkomunikasi.
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka
tujuan yagn telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua
masalah pokok itu adalah :
1.Berbagai aspek kehidupan yang
seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi
masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara
gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
2.Hakekat manusia yang satu atau
universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing
jaman dan tempat.
Menilik kedua pokok masalah yang
bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati
posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian.
Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri,
nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi
tema sentral dalam IBD
1. Bagaimana menurut anda terhadap teknologi
modern dengan budaya kita?
Kehadiran globalisasi membawa
pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa. Pengaruh globalisasi dirasakan di
berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain yang akan mempengaruhi nilai-nilai
nasionalisme bangsa.
Secara umum globalisasi dapat
dikatakan suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal
batas wilayah. Menurut Edison A. Jamli (Edison A. Jamli dkk, Kewarganegaraan,
2005), globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi
bangsa- bangsa di seluruh dunia. Dengan kata lain proses globalisasi akan
berdampak melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan.
Sebagai sebuah proses,
globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, dalam interaksi antar bangsa,
yaitu dimensi ruang dan dimensi waktu. Dimensi ruang yang dapat diartikan jarak
semakin dekat atau dipersempit sedangkan waktu makin dipersingkat dalam
interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Hal ini tentunya tidak terlepas dari
dukungan pesatnya laju perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya
teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
Teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) adalah pendukung utama bagi terselenggaranya globalisasi.
Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi, informasi dalam bentuk
apapun dan untuk berbagai kepentingan, dapat disebarluaskan dengan mudah
sehingga dapat dengan cepat mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup hingga
budaya suatu bangsa. Kecepatan arus informasi yang dengan cepat membanjiri kita
seolah-olah tidak memberikan kesempatan kepada kita untuk menyerapnya dengan
filter mental dan sikap kritis. Makin canggih dukungan teknologi tersebut,
makin besar pula arus informasi dapat dialirkan dengan jangkauan dan dampak
global. Oleh karena itu selama ini dikenal asas “kebebasan arus informasi”
berupa proses dua arah yang cukup berimbang yang dapat saling memberikan
pengaruh satu sama lain.
Namun perlu diingat, pengaruh
globalisasi dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) meliputi
dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh positif yang
dapat dirasakan dengan adanya TIK adalah peningkatan kecepatan, ketepatan,
akurasi dan kemudahan yang memberikan efisiensi dalam berbagai bidang khususnya
dalam masalah waktu, tenaga dan biaya. Sebagai contoh manifestasi TIK yang
mudah dilihat di sekitar kita adalah pengiriman surat hanya memerlukan waktu
singkat, karena kehadiran surat elektronis (email), ketelitian hasil
perhitungan dapat ditingkatkan dengan adanya komputasi numeris, pengelolaan
data dalam jumlah besar juga bisa dilakukan dengan mudah yaitu dengan basis
data (database), dan masih banyak lagi.
Sedangkan pengaruh negatif yang bisa
muncul karena adanya TIK, misalnya dari globalisasi aspek ekonomi, terbukanya
pasar bebas memungkinkan produk luar negeri masuk dengan mudahnya. Dengan
banyaknya produk luar negeri dan ditambahnya harga yang relatif lebih murah
dapat mengurangi rasa kecintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri. Dengan
hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
Pada hakikatnya teknologi
diciptakan, sejak dulu hingga sekarang ditujukan untuk membantu dan memberikan
kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, baik pada saat manusia bekerja,
berkomunikasi, bahkan untuk mengatasi berbagai persoalan pelik yang timbul di
masyarakat. TIK tidak hanya membantu dan mempermudah manusia tetapi juga
menawarkan cara-cara baru di dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut
sehingga dapat mempengaruhi budaya masyarakat yang sudah tertanam sebelumnya.
Budaya atau kebudayaan adalah
kerangka acuan perilaku bagi masyarakat pendukungnya yang berupa nilai-nilai
(kebenaran, keindahan, keadilan, kemanusiaan, kebijaksanaan, dll ) yang
berpengaruh sebagai kerangka untuk membentuk pandangan hidup manusia yang
relatif menetap dan dapat dilihat dari pilihan warga budaya itu untuk
menentukan sikapnya terhadap berbagai gejala dan peristiwa kehidupan.
Jadi bagaimana TIK dapat
mempengaruhi nilai-nilai yang telah tumbuh di masyarakat dalam suatu bangsa itu
sangat tergantung dari sikap masyarakat tersebut. Seyogyanya, masyarakat harus
selektif dan bersikap kritis terhadap TIK yang berkembang sangat pesat,
sehingga semua manfaat positif yang terkandung di dalam TIK mampu
dimanifestasikan agar mampu membantu dan mempermudah kehidupan masyarakat, dan
efek negatif dapat lebih diminimalkan.
Apa pengaruh yang paling besar
terhadap kebudayaan dengan berkembangnya teknologi informasi sekarang ini?
Kemajuan teknologi saat ini tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi di
berbagai belahan dunia kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan
teknologi (globalisasi). Kalau dahulu kita mengenal kata pepatah “dunia tak
selebar daun kelor”, sekarang pepatah itu selayaknya berganti; dunia saat ini
selebar daun kelor, karena cepatnya akses informasi di berbagai belahan dunia membuat
dunia ini seolah semakin sempit dikarenakan kita dapat melihat apa yang terjadi
di Amerika misalnya, meskipun kita berada di Indonesia.
Tentu kemajuan teknologi ini
menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan
segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang
begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Saat
ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi
terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat
perkotaan maupun pedesaan (modernisasi). Kemajuan teknologi seperti televisi,
telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda
masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di
pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif
maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat. Dan di akui atau
tidak, perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat
khususnya masyarakat pedesaan dengan segala image yang menjadi ciri khas
mereka.
Hal yang sama terjadi di Bawean.
Sebuah pulau kecil yang terletak sekitar 12 mil di sebelah utara Pulau Jawa ini
pun tak luput dari pengaruh kemajuan teknologi (modernisasi) yang melanda
belahan dunia saat ini. Banyaknya penduduk pulau Bawean yang tinggal di luar
pulau maupun di luar negeri termasuk salah satu dari sekian banyak faktor yang
mendukung pesatnya kemajuan teknologi di pulau Bawean ini. Memang, tak dapat di
pungkiri bahwa salah satu faktor pendukung kemajuan suatu daerah, terutama
daerah terpencil seperti Bawean ini adalah intensitas interaksinya dengan dunia
luar/daerah lain.
Bagaimana banyaknya penduduk
pulau Bawean yang tinggal di luar pulau terutama luar negeri dikatakan menjadi
faktor yang mendukung pesatnya kemajuan teknologi yang ada di pulau Bawean? Hal
ini erat kaitannya dengan pendapatan perekonomian masyarakat yang di dapat dari
hasil mereka di luar negeri tersebut. Karena, umumnya, mereka yang bekerja di
luar negeri, taraf ekonominya relatif meningkat dan secara langsung ataupun
tidak langsung menyebabkan perubahan gaya hidup. Dari yang tidak punya televisi
menjadi punya televisi lengkap dengan antenna parabola yang dapat menangkap
siaran saluran (channel) dari luar negeri, dari yang tidak punya Hand Phone
menjadi punya Hand Phone keluaran terbaru sekalipun. Bahkan mereka dapat
membeli personal computer (laptop) yang di lengkapi dengan teknologi yang dapat
di gunakan untuk mengakses internet secara langsung (wireless). Begitulah
asimilasi dan dampaknya terjadi di tengah-tengah masyarakat Bawean saat ini.
Beberapa waktu yang lalu,
pesatnya kemajuan teknologi di pulau Bawean semakin semarak dengan masuknya
broadband internet dengan akses cepat (Speedy) ke pulau Bawean. Hal ini patut
kita syukuri, mengingat begitu cepatnya kemajuan akses informasi saat ini
menyebabkan kebutuhan internet adalah niscaya bagi masyarakat Bawean, agar
mereka menjadi masyarakat yang tidak ketinggalan informasi. Meskipun hadirnya
akses internet cepat (Speedy) di pulau Bawean harus kita syukuri, bukan berarti
kita tidak perlu waspada dengan segala dampak yang akan timbul dari masuknya
internet ke pulau Bawean tersebut. Karena seperti kata pepatah, tak ada gading
yang tak retak, begitu pula dengan adanya akses internet ini, tentu dia membawa
dampak yang positif dan juga negatif terhadap kehidupan masyarakat di pulau
Bawean, terutama kaum remaja yang nota bene selalu tertarik untuk mencoba hal-hal
baru, sedang dari segi psikologis, kondisi kejiwaan mereka merupakan usia yang
paling rawan terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pertanyaannya
sekarang adalah, siapkah masyarakat Bawean dengan adanya kemajuan teknologi
yang tak terbendung ini?
Saat ini dapat kita lihat betapa
kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir masyarakat
Bawean, terutama di kalangan remaja. Saya lebih menekankan dampak teknologi
pada kehidupan remaja Bawean dengan alasan merekalah yang lebih dekat dan lebih
banyak berinteraksi dengan teknologi seperti televisi, HP, ataupun internet.
Dan juga secara pengaruh, merekalah yang paling rentan terkena pengaruh/dampak
negatif dari teknologi tersebut. Kalo dulu kita lihat para siswa bersekolah
dengan hanya membawa buku-buku pelajaran ataupun alat tulis, kini dapat kita
saksikan para siswa berangkat sekolah dengan HP sebagai bawaan wajib mereka.
Entah sebetulnya mereka benar-benar membutuhkan HP tersebut sebagai alat
komunikasi atau tidak, yang jelas bagi remaja Bawean sekarang, HP merupakan
sarana gaul yang mutlak mereka miliki. Semakin bagus HP yang mereka punya,
semakin merasa gaul dan percaya dirilah mereka (walaupun mungkin mereka tidak
tahu bagaimana cara menggunakan fitur-fitur canggih yang mereka punya di HP
mereka).
Dari mana para remaja itu
memperoleh HP tersebut? Dapat di pastikan, mereka memperolehnya dari orang tua
mereka masing-masing. Mayoritas para remaja di Bawean, orang tuanya bekerja di
luar negeri seperti Malaysia atau Singapura. Dan umumnya, para orang tua itu
merasa bangga bisa memenuhi segala kebutuhan dan permintaan anaknya tanpa
mereka memperhatikan dampak yang akan timbul dari apa yang mereka para orang
tua berikan pada anak. Itulah ungkapan kasih sayang orang tua yang mungkin cara
penyampaiannya kurang tepat. Dengan memberi anak mereka HP keluaran terbaru,
misalnya, mereka merasa telah berhasil sebagai orang tua, tanpa mereka
pertimbangkan, akan di gunakan untuk apa HP tersebut oleh anak-anak mereka?
Memberikan alat komunikasi seperti
HP kepada anak, sesungguhnya bukan hal yang salah, karena dengan HP tersebut,
mungkin orang tua berharap komunikasi dengan sang anak lebih mudah dan lancar,
akan tetapi, hal tersebut menjadi boomerang ketika ternyata HP tersebut disalah
gunakan oleh anak untuk hal-hal yang negatif seperti menyimpan foto-foto
ataupun video porno dan juga di gunakan sebagai alat yang memperlancar
komunikasi dengan lawan jenis untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti
pacaran, sehingga dengan HP tersebut berdampak negatif pada anak seperti
terjadinya pergaulan bebas, seks di luar nikah dan menurunnya prestasi belajar
bahkan juga bisa terjadi anak mengambil uang ataupun barang berharga milik
orang tuanya tanpa izin hanya untuk membeli pulsa. Karena itu, orang tua
hendaknya benar-benar mempertimbangkan matang-matang segala dampak yang akan
timbul sebelum memutuskan untuk memberikan HP ataupun benda-benda lain yang
sekiranya berdampak negatif terhadap perkembangan anaknya.
Ketika memutuskan untuk
memberikan HP kepada anak, alangkah baiknya orang tua juga mengawasi dan
mengarahkan anak agar anak tidak lepas kontrol dalam menggunakan HP. Tidak ada
salahnya sewaktu-waktu kita memeriksa HP anak untuk mengetahui isi yang ada di
dalamnya dengan meminta ijin anak terlebih dahulu. Karena dengan meminta ijin,
anak akan merasa dihargai dan itu memberikan pengaruh yang besar terhadap
pribadinya dan juga membentuk kesan positif dalam diri mereka tentang pribadi
kita sebagai orang tua. Ketika kita dapati mungkin ada video porno di HP anak, jangan
langsung bersikap menghakimi dan menghukum layaknya seorang polisi, akan tetapi
alangkah baiknya kita tanyakan kepada anak darimana dia mendapat video itu dan
untuk apa dia menyimpannya. Apapun jawaban anak, orang tua tidak boleh bersikap
menghakimi dan menyalahkan anak, apalagi memarahi anak dan berlaku ringan
tangan. Akan tetapi kita ajak anak berdiskusi/sharing mengenai hal tersebut,
apa hal itu bermanfaat dan apa dampaknya bagi anak, dan jangan lupa, ketika
berdiskusi, kita juga harus mendengarkan pendapat anak dan memberikan
pengarahan yang tepat. Karena apapun alasannya, kekerasan tidak menyelesaikan
masalah, sekali kita berlaku kasar apalagi main tangan terhadap anak kita,
sesungguhnya kita telah menorehkan luka dihatinya, yang sampai kapanpun luka
itu tidak akan pernah sembuh dan akan terus membekas di sanubarinya.
Selain HP, kemajuan teknologi di
Bawean juga di tandai dengan masuknya akses internet, internet saat ini telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Lewat internet,
mereka bisa mengakses segala informasi dari seluruh dunia. Tentu tak semua
informasi yang disajikan adalah informasi yang layak di akses oleh remaja.
Karena terkadang lewat internet mereka dapat dengan bebas menyaksikan segala
hal yang berbau pornografi dan pornoaksi yang memang dapat di akses dengan
mudah di dunia maya (internet). Hal ini tentu menimbulkan efek yang kurang baik
bagi perkembangan kepribadian remaja. Dari yang semula mereka merasa tabu
tentang seks, sampai akhirnya mereka melihat seksualitas yang di obral di
internet tanpa pengarahan serta bimbingan yang tepat dan mereka merasa
penasaran bahkan mencobanya. Karena itu, tak heran jika saat ini pergaulan
remaja di Bawean menjadi sangat mengkhawatirkan dan meresahkan masyarakat
terutama para orang tua.
Televisi, juga merupakan produk
modernisasi yang memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan dan perubahan
nilai-nilai di masyarakat. Khususnya masyarakat Bawean. Banyak orang meniru
gaya hidup dari publik figur yang mereka saksikan lewat televisi. Model baju
selebritis terbaru, model potongan rambut terbaru, bahkan juga tak jarang
meniru tingkah laku para selebritis yang mereka lihat lewat televisi, tanpa
peduli apakah gaya hidup selebritis ataupun publik figur yang mereka tiru dan
mereka jadikan sebagai role model itu sesuai dengan kondisi dan situasi dimana
mereka tinggal atau tidak. Hal ini juga melanda kalangan remaja, dimana memang
pada masa ini adalah masa dimana mereka para remaja mencari sesuatu yang
dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja, serta menjadikan role
modelnya itu sebagai identitasnya. Tak heran jika kita dapati banyak para
remaja di Bawean meniru gaya para selebritis idola mereka, dari mulai gaya
rambut, gaya berbusana, bahkan gaya pacaran para artis yang mereka saksikan
lewat televisi.
Sebagai orang tua, seharusnya
mengerti kondisi kejiwaan anak, terutama anak remaja. Menurut para ahli
psikologi masa remaja merupakan masa yang paling rentan dalam perkembangan
kejiwaan anak. Pada usia remaja ini, anak telah meninggalkan usia kanak-kanak
dimana mereka tidak dapat disebut lagi sebagai anak kecil, tapi juga belum bisa
di terima dalam kelompok orang dewasa. Pada masa ini anak telah mulai
mencari-cari siapa dirinya sebenarnya (looking for identity/Identity formation),
berusaha untuk menemukan kelompok atau teman-teman yang mau mengakui kemampuan
dan menghargai dirinya dan telah mulai memiliki minat terhadap lawan jenis
(minat seksual). Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, dan bisa saja
dalam proses pencarian jati diri itu remaja tersebut melalui jalan yang benar
atau jalan yang salah. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa
identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan
kompas, dan itu akan berdampak tidak baik terhadap perkembangan kepribadiannya
dimasa yang akan datang. Itulah kenapa, masa remaja adalah masa yang paling
rawan terhadap pengaruh yang datang dari luar. Baik pengaruh positif ataupun
pengaruh negatif, disinilah peran sebagai orang tua di butuhkan untuk dapat membimbing
dan mengarahkan anak remaja agar tidak kehilangan kontrol dirinya (self
control).
Seyogyanya pula sebagai orang
tua, selalu memantau perkembangan anak, dengan tanpa mengekang kreatifitas
ataupun dunia anak. Karena anak memiliki dunianya sendiri, dimana mereka
tinggal dengan segala imajinasi dan juga teman-teman yang mereka miliki. Tugas
orang tua lah mendidik dan mengarahkan agar nanti dunia anak kita tidak hanya
menjadi dunia yang dipenuhi dengan kegelapan, tapi juga dunia yang diwarnai
dengan keceriaan dan kebahagiaan serta dunia dimana mereka menilai citra
dirinya (image of self) secara positif dan memiliki rasa percaya diri (self
esteem).
Sekarang ini, akibat produk
modernisasi seperti televisi, HP ataupun internet, kita dapat melihat bahwa tak
ada bedanya gaya hidup masyarakat kota dengan masyarakat desa. Budaya barat
yang dahulu hanya di adaptasi dan di tiru oleh masyarakat kota, dengan adanya
kemajuan teknologi juga telah melanda masyarakat di pedesaan. Budaya tolong
menolong yang dahulu lekat dengan masyarakat desa, lambat laun berkurang meski
tidak hilang sama sekali, berganti dengan budaya individualistik. Budaya santun
dan lugu yang juga menjadi ciri khas masyarakat pedesaan perlahan mulai pudar
dan berganti dengan budaya urakan yang dengan bangga mereka sebut dengan
istilah gaul.
Pada hakikatnya, kemajuan
teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tak dapat kita
hindari. Akan tetapi, kita dapat melakukan tindakan yang bijaksana terhadap
diri kita sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan teknologi
yang semakin dahsyat ini tidak sampai menggeser jati diri kita sebagai manusia
yang memiliki norma dan juga nilai-nilai pekerti yang luhur. Bagaimanapun,
sebagai anggota masyarakat, dan terutama sebagai orang tua, kita harus
melakukan suatu tindakan representative dan preventif, agar semaksimal mungkin
dapat mencegah pengaruh negatif teknologi terhadap anak-anak kita khususnya
kaum remaja yang merupakan generasi emas yang akan menjadi penerus perjuangan
kita membentuk bangsa yang berakhlak dan berbudaya di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar